Jumat, 07 Maret 2008

Wajah pendidikan kita

IKUJIRO NON ATAKA & HIROTAKA TAKEUCI

Setelah membaca hipotesa dan ulasan pendidikan anak oleh Dr. Hendrawan Nadesul, saya menjadi tertarik untuk menelusuri lebih lanjut, apa IKUJIRO NON ATAKA & HIROTAKA TAKEUCI, barang apakah itu?

Michael Polanyi, seorang filosof sekaligus ilmuwan mengemukakan suatu teori Pengetahuan tersembunyi (Tacit Knowledge), sebelumnya saya akan kilas balik terlebih dahulu tentang pendidikan anak2x jaman sekarang, pendidikan saat ini cenderung untuk menjejali anak dengan bbg macam ilmu sampai anak muak belajar.berkutat dgn belajar saja belum tentu meraih sukses dan memberikan manfaat buat orang lain. Betul sekali dengan begitu prestasi akademik bisa tinggi, tapi buat apa klo anak menjadi kuper!

Kecenderungan orang tua sekarang, untuk melayani kebutuhan anak yang sebenarnya dapat dilakukan oleh anak itu sendiri, anak menjadi gagal mandiri, anak menjadi tidak mandiri, dan sulit untuk mengambil keputusan sendiri. Anak yang tahu sekolah dan rumah akan panik jika melihat kenyataan diluar tidak sama dengan dirumah, akan trauma jika ternyata diluaran tidak sejujur ibunya.

Hebat!! Anak sekarang gizinya berkualitas, hidup cukup, dan serba diprotek!. Tapi justru disinilah letak permasalahan yang membuat jiwa menjadi rentan, anak yg dibesarkan hanya dgn ilmu saja (explicit knowledge) berhasil survive di kondisi yang santun, akan aman jika bekerja di bisnis keluarga, dilingkungan familiar, jalannya mulus tidak berliku (Hendrawan Nadesul). Anak akan menjadi panik dan gugup bila ada intrik diluar rumah/keluarga, apalagi kenyataan diluar sikut kanan, sikut kiri, tendang bawah, jilat atas, membuat ketahanan jiwa anak jebollll….

Anak sekarang klo kita lihat dgn jujur tidak tergolong serba bisa, ga bisa cuci baju, menyetrika, dan semua kegiatan harian yang ga ada sekolahnya. Suatu level pengetahuan, kebiasaan, dan ketrampilan yg tidak ada buku teksnya. Jadi ada kekurangan kemampuan yang tidak diberikan di sekolah. Contohnya keponakan saya disuruh menjahit kancing bajunya sendiri yang copot tidak bisa, menyalakan kompor, cuci baju ga bisa, mereka jadi malas, ya karena sdh terbiasa dgn pelayanan orang tua. Tidak berani menjadi berbeda…Malu klo disuruh mencuci (pekerjaan pembantu).

Pengetahuan tersembunyi (tacit knowledge), banyak sekali ketrampilan yang tidak diberikan disekolah padahal besar manfaatnya buat kehidupan. Dan itu harus dilakoni sendiri ga ada bukunya. Tacit knowledge susah untuk dipelajarkan, namun inilah nilai lebih bagi yang memilkinya. Anak di kampung belajar berenang sendiri sambil memandikan kerbau (mungkin klo anak Jakarta ngeliat itu dibilang kampungan, malah bersyukur tdk seperti mereka atau malah bilang …Kasian Deh lu!!!), anak dayak dilepas orang tuanya dihutan agar terampil berburu dan membela diri tanpa itu mereka akan gagal atau tidak mulus dlm melakoni hidup.

Anak kota, anak metropolitan ga bisa pasang sepre, nyemir sepatu. seni bergaul bermasyarakat dan segala sesuatu yang berguna dalam membawa diri diluar rumah, inilah pengetahuan yang tidak tercatat tetapi ada.

Tacit Knowledge dinilai penting!!! Karena disitu letak kekayaan Human Capital, terkait dgn budaya ( suatu cara manusia untuk menaklukan alam lingkungannya), jadi tacit knowledge suatu bangsa tidak selalu sama, tergantung alam, kondisi, dll, tetapi sebagian besar ada kesamaan. Perusahaan dijepang terutama yg sudah maju merekrut karyawan yang tinggi level Tacit knowledge nya (Ikujiro non ataka & Hirotaka Takeuchi) anak yg tinggi level Tacit nya cerdas kemampuan inovatifnya.

Jadi teringat kritikan kepada Presiden Bush Junior yg GPA kuliahnya hanya 2,5 an. Tetapi dgn tenang dia menjawab kepada pers: “lulusan dgn IPK Cumlaude bisa mengajar di Harvard, atau masuk NASA, GPA menengah bisa ke Wall street, sementara yg GPAnya bawah bisa mendapatkan kesempatan menjadi presiden Amerika!!! Opini publik AS menilai Presiden Bush tinggi level tacit knowledgenya.

Jadi buat temen2x atau keluarganya yg kebetulan nilai akademiknya tidak terlalu tinggi, ga perlu risau atau merasa bodoh lalu tidak mendapatkan kesempatan bekerja, justru perusahaan itu belum maju Karena masih mengandalkan nilai akademik, sementara perusahaan maju dilluar negeri sudah meninggalkan tradisi itu, Tacit Knowledge itu lebih penting karena lebih menjawab tantangan dunianya.

Tidak ada komentar: